
Mei 12, 2021 • Knowledge, Bisnis
Oktober 7, 2021 • Knowledge, Bisnis
Table of Contents
Tahukah anda, ada banyak cara untuk meningkatkan kunjungan website? Mulai dari menyajikan konten berkualitas, memaksimalkan kualitas SEO, sampai mengoptimalkan kecepatan website.
Meski kedengarannya sepele, kecepatan loading website adalah satu hal yang harus anda perhatikan. Menurut survey dari neilpatel.com, 40% pengunjung akan meninggalkan website dengan loading time lebih dari tiga detik.
Dari sumber yang sama, diperoleh fakta bahwa delay selama 1 detik saja ketika memuat halaman berpotensi menghilangkan pendapatan website hingga 7%! Wah, ternyata loading website yang lama bisa berakibat fatal ya?
Lantas, bagaimana sih cara meningkatkan kecepatan website?
Tersedia banyak opsi untuk mengoptimalkan performa website dari segi kecepatan. Salah satu cara yang bisa anda lakukan adalah dengan menggunakan AMP untuk mempercepat loading website secara signifikan.
Apa itu AMP? Benarkah AMP bisa meningkatkan kecepatan website? Apa saja kelebihan menggunakan AMP? Bagaimana cara memasang AMP di website? Nah, di artikel kali ini kami akan mengulas lengkap semua tentang AMP.
Dan tentunya, akan menjawab pertanyaan-pertanyaan anda diatas. Pastikan anda membaca hingga selesai, ya!
AMP merupakan singkatan dari Accelerated Mobile Pages. AMP adalah sebuah teknologi yang diciptakan Google agar halaman website bisa dibuka dengan lebih cepat di perangkat mobile.
Tujuan Google mengembangkan AMP adalah untuk menciptakan sebuah ekosistem website masa depan, dimana semua orang bisa menghasilkan website yang gesit, tampilan menarik, serta lancar diakses di berbagai perangkat.
Dengan AMP, konten suatu website dapat diakses secara instan. Sekarang ini, banyak website memanfaatkan AMP sebagai cara untuk meningkatkan jumlah kunjungan pengguna.
Pasalnya, hampir 2 miliar orang telah mengakses website dengan menggunakan perangkat mobile. Maka dari itu, anda perlu menampilkan konten website di perangkat mobile dengan cepat. Dan AMP adalah jawabannya.
Namun, tidak semua halaman website bisa menggunakan fitur AMP ini. AMP hanya bisa diterapkan pada halaman pada halaman statis, misalnya website berita atau konten blog.
Penggunaan AMP saat ini telah menjadi tren di sejumlah portal media massa, baik lokal maupun portal berita luar negeri. Sebut saja The Guardian, BBC, Liputan 6, dan Kompas.com.
Website yang sudah menggunakan AMP memiliki beberapa ciri khusus. Salah satunya adalah indikator petir yang muncul pada hasil pencarian, seperti pada gambar berikut:
Selain itu, inilah perbandingan antara salah satu halaman website dengan AMP dan tampilan normalnya:
Alasan mengapa AMP membuat halaman website bisa dimuat secara instan adalah karena ia menonaktifkan elemen-elemen yang bisa memperlambat loading website.
Contohnya animasi, plugin, push notification, dan sebagainya. Selain itu, halaman website dengan AMP secara otomatis di-cache oleh Google AMP Cache sehingga ia dapat dimuat lebih cepat pada hasil pencarian.
Hasilnya adalah halaman website yang terlihat sederhana dan minimalis. Halaman dengan AMP bisa diakses oleh perangkat mobile dengan cepat dan lebih ringan dibandingkan dengan halaman website biasa.
Google lebih mementingkan informasi pada website sampai ke tangan pengguna dengan singkat, ketimbang tampilan yang atraktif. Dan AMP adalah solusi terbaik yang mereka tawarkan.
Cara kerja AMP dengan memanfaatkan beberapa komponen untuk bekerja sama dalam mengoptimasi halaman website agar dimuat lebih cepat di perangkat mobile. Komponen-komponen tersebut adalah:
Tiga komponen diatas bekerja mematikan elemen-elemen website yang bisa memperlambat loading time halaman. Misalnya penggunaan CSS, JavaScript, dan HTML yang biasa dipakai untuk mempercantik tampilan halaman website.
Dalam prosesnya, ada tujuh teknik optimasi yang dilakukan AMP dalam mengkompresi tampilan halaman website. Ketujuh teknik tersebut ialah:
Untuk membuat halaman AMP, terdapat tiga komponen utama yang wajib ada, yakni:
Ketika menggunakan AMP pada website, anda akan merasakan beberapa manfaat. Berikut adalah diantaranya:
AMP mampu mempercepat proses loading halaman website. Loading yang cepat adalah salah satu cara untuk meningkatkan kunjungan website. Dengan AMP, pengguna bisa mendapatkan informasi yang mereka butuhkan secara instan.
Karena dimuat secara instan, pengunjung akan lebih nyaman untuk menjelajahi website anda lebih lama. Denga begitu, kemungkinan pengguna meninggalkan website anda karena proses loading yang lama jadi semakin kecil.
Meskipun bukan satu-satunya faktor penentu, tapi loading yang cepat di perangkat mobile akan membantu performa SEO website anda. Diketahui, Google memperhitungkan kecepatan halaman sebagai salah satu algoritma SEO.
Semakin cepat loading time halaman website anda, akan semakin tinggi peringkatnya pada hasil pencarian. Halaman website dengan AMP akan muncul diatas iklan berbayar pada hasil pencarian, dengan format carousel.
Karena halaman website ditampilkan dengan lebih cepat, maka pengguna jadi merasa senang. Dengan AMP, proses loading akan meningkat hingga 85% yang berdampak baik bagi kepuasan pengunjung.
AMP membuat website anda terbuka dengan instan di perangkat mobile, bahkan dengan koneksi internet yang lambat sekalipun. Dengan begitu, pengunjung tetap mendapatkan apa yang mereka inginkan, meskipun kondisi jaringan sedang tidak mendukung.
Semakin lama waktu yang diperlukan website anda untuk menampilkan konten, semakin besar pula resiko anda kehilangan pelanggan. Dan ini tentu saja berdampak buruk bagi bisnis.
Jika anda ingin memaksimalkan keuntungan bisnis, anda harus memenuhi ekspektasi pengunjung terhadap website. AMP membantu anda untuk memastikan halaman website sesuai dengan harapan pengguna.
Dengan AMP, anda bisa memberikan pengalaman menjelajahi website yang lebih cepat kepada pengunjung, tidak peduli perangkat mobile seperti apa yang mereka gunakan.
Meskipun anda mendapatkan loading website yang instan, menerapkan AMP juga memiliki beberapa kekurangan. Apa saja itu?
Karena plugin dan widget bisa memperlambat proses loading, AMP akan menonaktifkannya. Selain itu, JavaScript yang berpotensi mengurangi kecepatan website juga akan dimatikan oleh AMP.
Kemungkinan, anda juga tidak dapat menampilkan beberapa iklan pada halaman website yang sudah dipasang AMP. Hal ini karena tidak semua iklan mendukung Google AMP.
Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, AMP secara otomatis menonaktifkan elemen-elemen yang bisa memperlambat website. Misalnya plugin, tema, animasi, dan sebagainya.
Hasilnya, tampilan konten website anda akan jadi sederhana. Dan bagi sebagian orang, tampilan yang terlalu biasa dapat mengurangi minat mereka untuk menjelajahi isi website anda.
Tidak seperti halaman website pada umumnya, menghubungkan halaman ber-AMP dengan Google Analytics terasa lebih sulit. Hal ini karena Google Analytics tidak bisa melacak kunjungan pengguna ke halaman AMP.
Anda harus melakukan beberapa penyesuaian agar Google Analytics bisa melakukan pelacakan halaman AMP. Caranya adalah dengan menggunakan Google Tag Manager.
Nantinya, anda harus membuat konfigurasi sendiri ke Google Analytics dan menerapkan tracking code terpisah ke halaman AMP. Dan bagi sebagian besar orang, cara ini tentu sangat merepotkan.
Apakah anda tahu bahwa Google AMP bukanlah satu-satunya teknologi yang bisa mempercepat kinerja website? Ternyata ada beberapa alternatif AMP yang bisa anda coba untuk mengoptimalkan kecepatan website.
Diantaranya adalah Facebook Instant Articles, Responsive Web Design, dan Progressive Web Apps. Bagaimana performa ketiganya jika dibandingkan dengan AMP? Berikut rangkumannya:
Facebook meluncurkan Instant Articles pada tahun 2015 untuk membantu pembuat konten untuk menghasilkan pengalaman membaca yang menakjubkan di Facebook.
Dengan FIA, pembuat konten dapat menyajikan konten secara cepat dan interaktif kepada pengguna. Beberapa keunggulan FIA antara lain:
Bagaimana performa FIA jika dibandingkan dengan AMP? Keduanya sama-sama menawarkan kecepatan memuat, namun FIA mampu menawarkan loading time yang lebih cepat lagi dibandingkan dengan AMP.
Rata-rata waktu yang dibutuhkan AMP untuk bisa memuat halaman website dengan sempurna adalah 1.4 detik. Sedangkan FIA bisa melakukannya kurang dari 0.001 detik.
Sayangnya, kini FIA sudah jarang digunakan, dan banyak pembuat konten lebih fokus dengan AMP. Hal ini disebabkan Facebook yang lebih memprioritaskan konten berbentuk video dibandingkan dengan artikel di Feed.
Responsive Web Design (RWD) pertama kali dikenalkan ke publik pada 2010 lalu. RWD bertujuan untuk menghasilkan halaman web yang berfokus pada fleksibilitas.
RWD bisa membuat sebuah website mampu berjalan dengan mulus di perangkat manapun dan berapapun ukuran layarnya, dengan harapan memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik serta lebih interaktif.
Sebenarnya, RWD dan AMP dikembangkan dengan komponen yang sama untuk membuat halaman web, seperti HTML dan JavaScript. Meski demikian, mereka berdua memiliki beberapa perbedaan, yaitu:
Kesimpulannya, jika anda ingin memberikan pengalaman pengguna yang lebih responsif dalam menjelajahi website, anda tetap harus mempertimbangkan untuk menggunakan AMP ketimbang RWD.
Progressive Web Apps (PWA) adalah teknologi yang dibangun untuk membuat website terlihat, terasa, dan berjalan selayaknya aplikasi mobile. Bedanya, PWA bisa digunakan tanpa perlu diunduh di Play Store atau App Store.
PWA bisa anda akses melalui browser, dan sanggup memuat konten secara instan, meski koneksi internet sedang tidak stabil. PWA mampu menjangkau pelanggan 4 kali lebih banyak dibandingkan aplikasi mobile.
PWA dan AMP sama-sama diciptakan untuk meningkatkan pengalaman pengguna saat menjelajah website melalui perangkat mobile. Keduanya membuat website menjadi mobile-friendly dan dapat diakses dengan lebih cepat.
Jadi, apa sebenarnya yang membedakan PWA dengan AMP? Secara umum, ada tiga hal yang menjadi perbedaan antara mereka berdua, yakni:
Dapat disimpulkan, AMP unggul dalam hal kecepatan, baik untuk SEO, dan bisa meningkatkan trafik organik. Kekurangannya, ia hanya bisa digunakan untuk konten statis dan tidak bisa menggunakan sembarang script.
Sedangkan letak keunggulan PWA adalah bisa memasukkan beragam fitur layaknya aplikasi native serta sangat dinamis. Namun, PWA bermasalah dengan kecepatan dan penerapannya cenderung lebih sulit dibandingkan AMP.
Dengan pergeseran tren penggunaan internet yang saat ini, sebagian besar trafik website berasal dari perangkat mobile. Oleh karena itu, mengembangkan website yang mobile-friendly adalah keharusan bagi setiap pemilik website.
Salah satu caranya ialah dengan memasang AMP yang berfungsi untuk mengoptimalkan kecepatan website ketika diakses melalui perangkat mobile. Selain itu, algoritma Google menjadikan website dengan AMP berada di peringkat yang tinggi di hasil pencarian.
Bisa anda bayangkan sendiri jumlah kunjungan website yang bisa anda peroleh dengan menginstall AMP. Namun begitu, dengan karakteristik AMP yang menonjolkan tampilan minimalis, anda tidak bisa menerapkan AMP pada sembarang jenis website.
Website dengan konten statis seperti artikel blog dan berita adalah tempat yang tepat untuk menerapkan AMP. Jadi, jika pertanyaan anda adalah:
“Perlukah saya menggunakan AMP di website saya?”
Jawabannya adalah YA, tapi dengan tetap mempertimbangkan beberapa hal. Misalnya tujuan website, jenis konten yang anda hasilkan, bagaimana cara pengunjung menggunakan website anda, dan lain sebagainya.
Namun secara umum, AMP dapat mengoptimalkan sebagian besar performa website dari segi kecepatan memuat untuk penggunaan mobile. Dan hal tersebut pasti akan meningkatkan jumlah kunjungan pengguna di website anda.
Bagaimana dengan anda? Apakah anda sudah menggunakan AMP pada website? Jika belum, apa anda tertarik untuk mencobanya? Semoga artikel kali ini bermanfaat, terima kasih sudah membaca, dan sampai jumpa lagi!
beberapa entri blog lain yang mungkin anda minati